Rabu, 30 Maret 2016

Ahok Akan Gusur Permukiman Liar di Luar Batang


GULA77 - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memastikan akan menggusur permukiman warga di sekitar Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, atau dekat Masjid Luar Batang. Rencananya penertiban itu dilakukan pada pertengahan April 2016. Tujuan penggusuran agar program normalisasi kali dapat terealisasi.

Pemprov DKI juga ingin membangun dinding turap sehingga kawasan itu bebas dari banjir. Selain itu, Ahok mengaku punya tujuan lain, yakni menghindarkan warga dari penyakit Tuberculosis (TBC). "Tinggal di kawasan kumuh, ini daerah yang rawan kena TBC. Anda tinggal di sungai, di laut, sempit-sempitan tidak ada matahari langsung, saya enggak mungkin membiarkan Anda sakit," kata Ahok 

Menurut Ahok, hunian yang kumuh berpotensi besar menyebabkan warga DKI terjangkit penyakit TBC. Ahok juga menjelaskan, Indonesia menjadi negara nomor 2 terbesar penyumbang penyakit TBC di dunia. "Sekarang kamu sadar enggak? TBC di Jakarta ini, di Indonesia, menyumbang 10 persen TBC dunia. Dan kita nomor dua TBC terbesar. TBC satu orang bisa tularin ke sepuluh warga dengan cepat," tegas Ahok.

Ahok mengaku tak masalah bila warga Luar Batang melakukan penolakan atas rencana penertiban ini. Namun pihaknya memastikan tetap memindahkan warga ke tempat yang lebih baik sehinngga terbebas dari banjir dan penyakit. "Kalau dia ngotot, ya kan? Kita bukannya enggak mau temuin.
Kalau mau temuin, kalau kamu bisa terima usulan pindahin kamu ke tempat yang lebih baik," tambahnya. Sebelum ditertibkan, mantan Bupati Belitung ini akan lebih dulu merelokasi warga ke rusun.

Rusun yang disediakan sebagai ganti rugi adalah rusun Marunda, Jakarta Utara. Selain rusun, fasilitas lain pun akan diberikan seperti Kartu Jakarta Pintar bagi anak-anak warga, hingga modal untuk usaha. "Saya akan pindahkan anda kan ke rumah susun. Anak anda di rumah susun dapat KJP, Bus Sekolah. Kamu yang tua naik bus gak bayar. Ya kan. Mau kerja kita cariin, di KBN, mau usaha juga kita siapin modal. Jadi, sebetulnya ini lebih baik memindahkan Anda," pungkas Ahok.

Messi & Sepatu
Karaoke 5 Miliar
Presiden Mesir





Selasa, 29 Maret 2016

Orangtua Bayi Bon-bon Suka Mabuk Lem


GULA77 - Polisi melakukan penggeledahan di tempat tinggal dua tersangka eksploitasi anak, yakni ER dan SM di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Hasilnya, polisi menemukan sejumlah kaleng lem yang diduga dipakai oleh pasutri itu untuk bermabuk-mabukan. Kasat Reskrim Polres Jaksel AKBP Audie Latuheru mengatakan, penggeledahan itu dilakukan pada Senin, 28 Maret 2016.

Saat itu polisi menemukan fakta mengejutkan, yakni ditemukannya sejumlah kaleng lem yang diduga dipakai oleh tersangka untuk bermabuk-mabukan. "‎Kami dapatkan keterangan mengejutkan, di dalam kontrakannya, ada banyak lem satu merek yang digunakan untuk ngelem atau mabuk (lem)," ujarnya pada wartawan di Polres Jakarta Selatan, Selasa (29/3/2016).

Menurutnya, dua tersangka yang mengaku sebagai orangtua kandung bayi Bon-bon terbilang hidup serba berkecukupan. Mereka pun mengaku menyewa kontrakan dengan harga Rp450 ribu perbulannya dan tempat yang bagus. Namun faktanya, rumah kontrakan para tersangka itu justru tampak tak terawat dan kotor, tak laik bagi kesehatan, khususnya bayi Bon-bon.

"Ternyata memang tidak digunakan untuk merawat bayi Bon-bon, tapi tempatnya sangat kotor dan malah digunakan oleh pasangan itu untuk mabuk lem," paparnya Sementara itu, Wakapolres Jakarta Selatan AKBP Surawan menambahkan, lem-lem tersebut hanya digunakan para tersangka saja. Sedangkan bayi Bon-bon sejauh ini hanya diberikan obat penenang. "Berdasarkan pengakuan mereka, lem itu hanya digunakan meraka berdua. Anaknya hanya dikasih obat tidur sebagaimana ‎keterangan dicampur ke susu. Kami juga temukan bekas-bekas susu di kontrakan tersangka," tutupnya.

Marshanda
Beckham & Giggs
$ 80 Juta Diretas



Minggu, 27 Maret 2016

Bayi Diberi Obat Penenang Berdosis Tinggi


GULA77 - Psikolog klinis dari Asosiasi Psikologi Forensik, Kassandra Putranto, mengatakan bahwa obat penenang yang diberikan oleh tersangka ER (17) dan SM (18) kepada bayi yang mereka bawa saat mengemis tergolong obat penenang yang tidak dijual secara bebas. Pasalnya, obat penenang "Clonazapam" itu sangat berbahaya untuk dikonsumsi tanpa anjuran psikiater.

Menurut dia, obat tersebut hanya bisa dikeluarkan oleh psikiater karena biasanya digunakan untuk orang yang mengalami paranoid dan kecemasan berlebihan. "Clonazapam adalah obat berdosis tinggi. Itu tidak boleh digunakan sembarangan. Di apotek, obatnya harusnya tidak ada," ujarnya di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (25/3/2016).

Menurut Kassandra, Clonazapam merupakan obat yang mahal. Harga satu stripnya bisa mencapai Rp 200.000. Ia menduga, ada pihak lain yang membantu para tersangka mendapatkan obat tersebut. "Dokter umum saja tidak bisa mengeluarkan resep untuk obat itu. Harus ada resep dari psikiater. Berarti, harusnya ada jaringan lain yang membantu mereka. Harus dibongkar oleh Kapolres," ujarnya.

Kassandra menambahkan, obat tersebut bisa menimbulkan efek jangka pendek dan jangka panjang. Efek jangka pendeknya bisa merusak lambung, sedangkan untuk jangka panjangnya, jika secara terus-menerus dikonsumsi, bisa menimbulkan gangguan saraf dan melemahkan fungsi otak. "Dampak paling besar tentu ke lambung karena lambungnya tidak kuat. Kemudian sarafnya jadi lamban, bayi jadi lesu dan lemah.

Kalau untuk orang biasa itu efeknya jadi lemas dan telat berpikir," ucapnya. Selain SM dan ER, dua wanita lainnya, NH dan IR, juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan perdagangan manusia. Mereka menyewakan anak seharga Rp 200.000. Mereka juga menyuruh anak-anak untuk mengemis.

Apabila menolak, anak-anak tersebut akan mendapatkan tindakan kekerasan dari para tersangka. Kasus ini terungkap setelah polisi melakukan penyelidikan selama dua bulan. Sebanyak 20 anak diduga menjadi korban, dan 8 orang dewasa diamankan di persimpangan wilayah Jakarta Selatan dan Terminal Blok M pada Kamis (24/3/2016).

Guru Pesta Sabu
Hari Anjing Sedunia
Hesty Klepek-Klepek





Kamis, 24 Maret 2016

Sindikit Judi Online Beromzet Miliaran di Gerebek


GULA77 - Jhon (34), agen judi bola online di Kelapa Gading dibekuk reserse kriminal Polda Metro Jaya. Sindikat ini diketahui sudah 10 bulan menjadi agen judi bola online dengan omzet mencapai miliaran rupiah. Direskrimun Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti mengatakan, pihaknya menangkap tersangka setelah mendapatkan informasi adanya kegiatan judi di rumah tersangka di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Kemudian petugas Kepolisian , melakukan penggerebekan dilokasi tersebut. "Pelaku merupakan agen judi yang di selenggarakan melalui website WWW.sbobet.com, peran tersangka yaitu bertugas mengumpulkan dana taruhan dari para pemain,"kata Krishna, Sabtu (5/3/2016).

Menurut Krishna,uang pemain yang telah dikumpulkan oleh pelaku kemudian ditransfer ke bandar besarnya yang berada di Singapura. Nantinya,pelaku mendapat keuntungan sebesar 10 persen dari omzet, bosnya berinisial C yang menurut informasi ada di Singapura. "Tersangka menyelenggarakan judi tersebut sejak Mei 2015, dengan omzet  Rp500 juta hingga Rp1 miliar perbulannya," tambah Krishna.

Dari lokasi penangkapan, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa buku tabungan, dua unit telepon selular, kartu ATM BCA, token dan satu unit CPU berikut monitornya. Jhon dikenakan pelanggaran pasal 303 KUHP, Pasal 5 ayat (1) dan UU RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Anjing Sedunia
Badai Winston Fiji
Michael Jordan



Rabu, 23 Maret 2016

Taman Kalijodo dibiayai Swasta


GULA77 - Pemprov DKI telah mematangkan konsep penataan kawasan Kalijodo menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Pelaksanaannya sendiri menunggu perusahaan swasta yang memiliki kewajiban untuk menyediakan fasilitas sosial dan umum. Anggota DPRD Fraksi Partai Gerindra Syarif mengatakan, terobosan menggandeng perusahaan swasta dari kewajibannya menyediakan fasos dan fasum untuk membangun kawasan Kalijodo menjadi taman, merupakan langkah yang sangat bagus. 

Sebab, apabila menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),pembangunan taman membutuhkan waktu yang lama. "Terpenting itu ada transparansi dan akuntabel kepada publik khususnya DPRD DKI. Biaya pembangunan Taman Kalijodo harus sama dengan kompensasi yang diberikan kepada pengembang,"kata Syarif.

"Sampai saat ini DPRD belum mengetahui kapan lokasi Kalijodo akan dibangun taman. Artinya , pembangunan belum ada kejelasan dan kemungkinan bisa terabaikan menjadi lahan kosong beralaskan puing,"jelas Syarif. Bila seperti itu, lahan tersebut akan menimbulkan gejala sosial baru, seperti berkembangnya PKL atau menjadi kawasan prostitusi lagi. 

Syarif menyarankan sebaiknya Pemprov DKI memagar lahan tersebut sambil menunggu kepastian dana pembangunan taman. Sementara itu Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama mengatakan, pembangunan Taman Kalijodo akan bersumber dari dana kewajiban pengembang. 

Bukan dana dari Corporate Social Responsibility (CSR). "Besarnya anggaran saya belum tahu. Ini semua kewajiban pengembang,"kata Ahok. Hingga saat ini, Ahok belum menunjuk pengembang mana yang akan membangun taman dilokasi tersebut. Sebab, pihaknya harus melihat terlebih dahulu pengembang yang meminta kenaikan Koefisien Luas Bangunan (KLB).